A. Arti khusus harga
pengertian
Harga adalah nilai uang yang harus dibayarkan oleh
konsumen kepada penjual atas barang atau jasa yang dibelinya. Dengan kata lain,
harga adalah nilai suatu barang yang ditentukan oleh penjual.
Menurut
para ahli :
Harga
(price) adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk
mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Philip
Kolter, 2008:345).
Menurut Basu
Swastha (2005:185) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya.
Menurut Tjiptono (2005), Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepimilikan atau pengguna suatu barang dan jasa.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa harga merupakan
keseluruhan nilai suatu barang maupun jasa yang diberikan dalam bentuk uang.
Selain itu Harga adalah segala sesuatu atau nilai yang ditetapkan bagi “sesuatu
B. Factor yang mempengaruhi keputusan tentang harga
Adapun faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penetapan harga adalah:
a.
Faktor-faktor
Intern
1)
Sasaran
Pemasaran
Sasaran-sasaran yang umum bertahan
hidup dengan menetapkan harga terendah selama harga penjualan masih dapat
menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap sehingga perusahaan masih tetap
survival. Sasaran kedua memaksimumkan laba jangka pendek dimana perusahaan
lebih menitikberatkan pada kemampuan keuangan yang ada. Sasaran ketiga
kepemimpinan market share dengan menetapkan harga yang serendah mungkin, untuk
menjadi lebih unggul dalam market-share. Dan sasaran terakhir adalah
kepemimpinan mutu produk dimana
perusahaan menetapkan harga yang tinggi untuk menutup biaya pengendalian mutu
produk.
2)
Strategi
Marketing-Mix
Keputusan mengenai harga harus
dikoordinasikan dengan keputusan-keputusan mengenai desain produk, distribusi
dan promosi. Disini harga merupakan faktor kunci penentuan posisi produk di
pasar, desain produk, dan berapa besarnya biaya yang diperlukan, selain itu
juga menentukan ciri-ciri produk yang akan ditawarkan.
3)
Biaya
Perusahaan menetapkan suatu harga
yang dapat menutup semua biaya untuk memproduksi, mendistribusi dan menjual
produk tersebut, termasuk suatu tingkat laba yang wajar atas segala upayanya
serta resiko yang dihadapinya.
4)
Pertimbangan
Organisasi
Manajemen harus menetapkan siapa di
dalam organisasi yang bersangkutan yang bertanggung jawab atas penetapan harga.
Mereka yang juga turut mempengaruhi penetapan harga ialah manajer penjualan,
manajer produksi, manajer keuangan dan akuntan serta para wiraniaga.
b.
Faktor-faktor
Ekstern
1)
Pasar dan
Permintaan
Sebelum menetapkan harga, pemasar
harus memahami hubungan antara harga dan permintaan terhadap produk atau jasa
itu. Persepsi konsumen mengenai harga dan nilai dimana konsumen lah yang akan
menentukan tepat tidaknya harga sebuah produk. Ketika menetapkan harga,
perusahaan harus memperhatikan pula persepsi konsumen terhadap harga, bagaimana
persepsi tersebut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan juga penetapan
harga dalam berbagai jenis pasar.
2)
Biaya, Harga
dan Tawaran Pesaing
Seorang konsumen yang
mempertimbangkan akan membeli sebuah produk, akan mengevaluasi harga produk
yang satu dengan produk sejenis lainnya, dan membandingkan kualitas
produk-produk itu. Oleh karena itu perusahaan dalam memetapkan harga juga harus
mengetahui harga dan mutu yang ditawarkan masing-masing perusahaan pesaing.
3)
Faktor-faktor
Eksternal Lainnya
Faktor-faktor lain itu, pertama
kondisi ekonomi seperti inflasi, boom, resesi, serta tingkat bunga,
mempengaruhi keputusan mengenai harga karena faktor-faktor tersebut mempengaruhi
biaya produksi sebuah produk dan persepsi konsumen terhadap harga serta nilai
produk itu. Kedua penjual-ulang, perusahaan harus menetapkan harga yang
dapat memberikan laba yang wajar kepada
penjual-ulang, meningkatkan dukungan mereka, dan membantu mereka untuk menjual
produk secara efektif. Ketiga adalah
pemerintah, dimana pemasar perlu mengetahui
harga dan menjamin
bahwa kebijakan mereka dalam penetapan harga tidak melanggar
Undang-Undang.
C. Proses penetapan harga
enam (6) langkah yang digunakan untuk menetapkan harga jual.
1. MEMILIH TUJUAN PENETAPAN HARGA
1. MEMILIH TUJUAN PENETAPAN HARGA
Pada dasarnya setiap perusahaan harus memutuskan apa yang ingin dicapainya
dari produk tersebut. Jika perusahaan telah memilih posisi pasarnya dengan
cermat, maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga akan otomatis sejalan
dengannya.
Menurut Cecep hidayat dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa. Harga ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yaitu:
1) Bertahan Hidup (Survival)
Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup, misalnya karena ketatnya persaingan, cepat berubahnya selera konsumen, maka produsen harus menetapkan harga yang rendah untuk menjaga atau meningkatkan permintaan. Misalnya kebijakan devaluasi dengan mematok harga rupiah yang lebih rendah terhadap US dollar adalah salah satu upaya agar permintaan ekspor meningkat.
Menurut Cecep hidayat dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa. Harga ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yaitu:
1) Bertahan Hidup (Survival)
Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup, misalnya karena ketatnya persaingan, cepat berubahnya selera konsumen, maka produsen harus menetapkan harga yang rendah untuk menjaga atau meningkatkan permintaan. Misalnya kebijakan devaluasi dengan mematok harga rupiah yang lebih rendah terhadap US dollar adalah salah satu upaya agar permintaan ekspor meningkat.
2) Memaksimumkan Laba (Maximum Current Profit)
Penetapan harga sebesar angka tertentu yang akan mendatangkan laba jangka pendek juga sering menjadi tujuan. Hal itu ditempuh dengan jalan memperkirakan permintaan dan biaya yang dikeluarkan dihubungkan dengan harga yang akan mendatangakan laba atau arus kas. Dalam tujuan ini perusahaan diasumsikan mengetahui fungsi biaya dan permintaannya, walaupun dalam kenyataannya keduanya sukar diperkirakan.
Penetapan harga sebesar angka tertentu yang akan mendatangkan laba jangka pendek juga sering menjadi tujuan. Hal itu ditempuh dengan jalan memperkirakan permintaan dan biaya yang dikeluarkan dihubungkan dengan harga yang akan mendatangakan laba atau arus kas. Dalam tujuan ini perusahaan diasumsikan mengetahui fungsi biaya dan permintaannya, walaupun dalam kenyataannya keduanya sukar diperkirakan.
3) Memaksimumkan Pendapatan (Maximum Current
Revenue)
Penetapan harga juga mempunyai tujuan untuk memaksimumkan pendapatan dan penjualan produk yang dihasilkan. Maksimisasi pendapatan ini membutuhkan perkiraan fungsi permintaan yang akurat. Adapun sasaran tujuan ini adalah bersifat laba jangka panjang.
Penetapan harga juga mempunyai tujuan untuk memaksimumkan pendapatan dan penjualan produk yang dihasilkan. Maksimisasi pendapatan ini membutuhkan perkiraan fungsi permintaan yang akurat. Adapun sasaran tujuan ini adalah bersifat laba jangka panjang.
4) Memaksimumkan Pertumbuhan Penjualan (Maximum
Sales Growth).
Penetapan harga yang rendah juga bisa menghasilkan volume penjualan yang tinggi.Volume penjualan yang tinggi pada akhirnya akan dapat menekankan biaya per unit produk. Dalam tujuan ini diasumsikan pasar sensitive terhadap perubahan harga atau permintaan elastis”.
Penetapan harga yang rendah juga bisa menghasilkan volume penjualan yang tinggi.Volume penjualan yang tinggi pada akhirnya akan dapat menekankan biaya per unit produk. Dalam tujuan ini diasumsikan pasar sensitive terhadap perubahan harga atau permintaan elastis”.
Semakin jelas tujuan perusahaan, maka semakin mudah untuk perusahaan
tersebut menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai
tujuan utama jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat, atau
keinginan konsumen yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar pabrik tetap
beroperasi dan persediaan terus berputar, perusahaan akan menurunkan harga.
Laba kurang penting dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutup
biaya variable dan sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. Akan
tetapi kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam tujuan jangka
panjang perusahaan harus belajar meningkatkan nilainya, jika tidak maka ia akan
punah
2. MENENTUKAN PERMINTAAN
2. MENENTUKAN PERMINTAAN
Permintaan pelanggan mempengaruhi semua fase bisnis. Secara umum para
pelanggan menginginkan barang-barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan harga
rendah. Jika semua barang itu sama, para pelanggan akan membeli barang yang
harganya lebih murah, sedikit yang akan membeli harga yang lebih tinggi.
Suatu faktor penting yang menentukan dimana perubahan harga akan menghasilkan perubahan kuantitas disebut sebagai Elastisitas harga permintaan, atau suatu tingkat penentuan dimana jumlah barang yang diminta berubah sesuai dengan perubahan harga. Secara umum permintaan Elastis untuk suatu barang berarti suatu peningkatan harga pada persentase tertentu akan menurunkan kuantitas permintaan lebih besar dari persentase penurunan harga. Dengan kata lain permintaan itu elastis ketika suatu peningkatan harga sejumlah persentase tertentu menaikkan jumlah permintaan lebih tinggi dari persentase tersebut.
Suatu faktor penting yang menentukan dimana perubahan harga akan menghasilkan perubahan kuantitas disebut sebagai Elastisitas harga permintaan, atau suatu tingkat penentuan dimana jumlah barang yang diminta berubah sesuai dengan perubahan harga. Secara umum permintaan Elastis untuk suatu barang berarti suatu peningkatan harga pada persentase tertentu akan menurunkan kuantitas permintaan lebih besar dari persentase penurunan harga. Dengan kata lain permintaan itu elastis ketika suatu peningkatan harga sejumlah persentase tertentu menaikkan jumlah permintaan lebih tinggi dari persentase tersebut.
Sedangkan Permintaan Tidak Elastis terjadi ketika perubahan harga pada
persentase tertentu terkait dengan perubahan kuantitas barang dengan persentase
yang lebih kecil. Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka
perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan jumlah yang dijual dalam
proporsi yang sama. Dengan kata lain penurunan harga sebesar 10% akan
mengakibatkan naiknya volume penjualan sebesar 10% pula.
Tiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan level permintaan yang berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap tujuan pemasarannya.
Garrisen, H & Eric W. Moreen menyatakan bahwa:
Dalam keadaan normal, permintaan dan harga berhubungan terbalik: semakin tinggi harga semakin rendah permintaan. Dalam hal barang mewah, kurva permintaan kadang-kadang mempunyai kemiringan yang naik. Kurva permintaan menunjukkan jumlah pembelian pasar yang mungkin pada berbagai harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam.”
Tiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan level permintaan yang berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap tujuan pemasarannya.
Dalam keadaan normal, permintaan dan harga berhubungan terbalik: semakin tinggi harga semakin rendah permintaan. Dalam hal barang mewah, kurva permintaan kadang-kadang mempunyai kemiringan yang naik. Kurva permintaan menunjukkan jumlah pembelian pasar yang mungkin pada berbagai harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam.”
Menurut Nagle dalam buku Philip kotler menyimpulkan bahwa
terdapat 9 (sembilan) faktor yang dapat mempengaruhi kepekaan harga, yaitu:
1) Pengaruh nilai unik
Para pembeli kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih bersifat unik. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti.
2) Pengaruh perbandingan yang sulit
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat dengan mudah membandingkan mutu barang pengganti.
3) Pengaruh pengeluaran total
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan pendapatan totalnya.
4) Pengaruh manfaat akhir
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhir.
5) Pengaruh biaya bersama
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya itu ditanggung pihak lain.
6) Pengaruh investasi tertanam
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya.
1) Pengaruh nilai unik
Para pembeli kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih bersifat unik. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti.
2) Pengaruh perbandingan yang sulit
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat dengan mudah membandingkan mutu barang pengganti.
3) Pengaruh pengeluaran total
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan pendapatan totalnya.
4) Pengaruh manfaat akhir
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhir.
5) Pengaruh biaya bersama
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya itu ditanggung pihak lain.
6) Pengaruh investasi tertanam
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya.
3. MEMPERKIRAKAN BIAYA
Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan
atas Produknya. Sedangkan biaya perusahaan menentukan batas terendahnya.
Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi,
distribusi, dan penjualan produk, termasuk tingkat pengembalian investasi yang
memadai atas usaha dan resiko yang dilakukannya.
Biaya perusahaan ada 2 jenis, biaya tetap dan variable. Biaya
tetap adalah biaya-biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan.
Misalnya perusahaan harus membayar tagihan tiap bulan untuk sewa, pemanas
ruangan, bunga, gaji eksekutif, dan lainnya, berapa pun output perusahaan.
Biaya Variabel langsung berubah menurut level produksi. Misalnya tiap kalkulator
yang diproduksi Texas Instrument (TI) melibatkan biaya plastic, chip
mikroprosesor, pengemas dan lain-lain. Biaya-biaya itu cenderung konstans per
unit produksi. Biaya-biaya itu disebut biaya variable karena biaya totalnya
berubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya total merupakan jumlah
biaya tetap dan biaya variable untuk tiap level produksi tertentu. Biaya
rata-rata adalah biaya per unit untuk level produksi tersebut; biaya tersebut
sama dengan total biaya dibagi produksi. Manajemen ingin menetapkan harga yang
setidaknya dapat menutup biaya produksi total pada level produksi tertentu.
4. MENGANALISIS BIAYA, HARGA, dan TAWARAN
PESAING
Dalam rentang kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan
biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya pesaing, harga pesaing
dan kemungkinan reaksi harga oleh pesaing. Jika tawaran perusahaan serupa
dengan tawaran pesaing utamanya, maka perusahaan harus menetapkan harga yang
dekat dengan harga pesaing atau ia akan kehilangan penjualan. Jika tawaran
perusahaan lebih rendah mutunya, perusahaan tidak dapat menetapkan harga yang
lebih tinggi dari pada pesaing. Jika penawaran perusahaan lebih tinggi mutunya,
perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi dari pesaing. Akan tetapi,
perusahaan harus menyadari bahwa pesaing dapt mengubah harganya sebagai
tanggapan atas harga perusahaan.
D. Metode penetapan harga (cost base pricing, cost based and
competitor based pricing, harga berdasar perilaku konsumen, harga yang
mengabaikan aplikasi produk)
terdapat 4 metode untuk menetapkan harga yaitu, metode
penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan
berbasis persaingan. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai metode
penetapan harga.
Berbasis Permintaan
Suatu metode yang menekankan pada berbagai faktor yang
memengaruhi selera dan kesukaan pelanggan berdasarkan kemampuan dan kemauan
pelanggan untuk membeli, manfaat yang diberikan produk dan perilaku konsumen
secara umum.
Berbasis Biaya
Faktor penetapan harga yang dipengaruhi aspek penawaran
atau biaya, dan bukannya aspek permintaan. Harga akan ditentukan berdasarkan
biaya produksi dan pemasaran produk yang ditambah dengan jumlah tertentu
sehingga menutupi biaya langsung, overhead, dan juga laba/rugi.
Berbasis Laba
Penetapan harga yang didasarkan pada keseimbangan biaya dan
pendapatan. Metode ini memiliki 3 pendekatan yaitu, target profit pricing
(penetapan harga berdasarkan target keuntungan), target return on sales
pricing (target harga berdasarkan penjualan), dan target return on
investment pricing sebuah perusahaan.
Berbasis persaingan
Penetapan harga yang dilakukan dengan mengikuti apa yang
dilakukan pesaing. Metode ini memiliki 3 pendekatan melalui sistem penjualan di
bawah harga normal pesaing untuk menarik konsumen, menyamakan harga agar
persaingan tidak terlalu besar atau memberi harga lebih tinggi dari pesaingnya
dengan asumsi bahwa produk yang mereka tawarkan memiliki kualitas lebih baik.
Untuk sebuah proses penetapan harga, suatu bisnis harus
memiliki wawasan tentang kondisi produk, keuangan, dan hasil akhir berupa
profit atau keuntungan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui semua proses ini
dengan baik, maka suatu bisnis membutuhkan perhitungan akuntansi yang tidak
hanya memuat angka-angka nominal pengeluaran dan pemasukan, namun juga sistem
akuntansi yang mampu menyajikan suatu prediksi berbentuk tabel maupun grafik
data untuk memudahkan penilaian secara cepat dan akurat.
E. Strategi harga
a.
Cost plus mark-up. Disinis, Anda
menentukan profit yang ingin Anda dapatkan sebelum menentapkan harga. Pahami
biaya Anda dan nilai jual Anda adalah biaya ditambah dengan angka profit yang
sudah ditetapkan. Pendekatan ini membantu Anda untuk fokus pada profit,
tapi juga bisa menyebabkan harga diluar harapan kustomer dan harga kompetitor.
b.
Competitive pricing. Dalam
competitive pricing, Anda melihat harga yang dikenakan kompetitor dan menggunakannya
sebagai benchmark untuk menetapkan harga produk Anda. Strategi positioning Anda
dan kompetitor akan menentukan apakah harga Anda setara, sedikit dibawahnya,
atau sedikit diatas pesaing.
c.
Price skimming. Teknik ini digunakan
jika Anda menawarkan produk yang unik dengan sedikit atau tanpa
pengganti. Harga yang ditentukan tinggi, sehingga memberikan margin yang
tinggi bagi penjual. Pembelinya adalah mereka yang mau membayar karena prestise
atau keunikan produk tersebut. Dalam hal produk kebutuhan pokok, kustomer tidak
memiliki pilihan lain. Seringkali, price skimming adalah strategi jangka pendek
saat kompetitor membawa produknya, harganya diturunkan. Dalam kasus kebutuhan
sehari, apakah kebutuhan tersebut berlebih (garam saat badai es, misalnya) atau
kekurangan bersifat sementara. Sebelum mempertimbangkan teknik ini, sadari jika
kustomer merasa Anda memanfaatkan mereka, Anda membangun “niat buruk” bagi
usaha Anda.
d.
Penetration pricing. Ini lawan dari
price skimming. Harga ditentukan dibawah biaya dengan tujuan mendapatkan market
share yang besar. Karena penetrasion price tidak mencakup biaya, ini juga
strategi sementara. Karena strategi ini menguntungkan, kustomer harus bersedia
membayar harga normal, harga yang lebih tinggi.
e.
Loss leader. Disini, harga satu atau
lebih produk dibawah biaya untuk menarik kustomer. Anda berharap kustomer akan
membeli produk lain yang menguntungkan dari Anda. Strategi ini biasanya
diterapkan sabagai bagian dari promosi jangka pendek.
f.
Close out. Ini adalah langkah cerdik
untuk menghabiskan produk yang bergerak lambat atau kelebihan produk di
inventori. Anda menjual inventori dengan diskon besar untuk menghindari
penyimpanan atau kelangkaan produk. Barang-barang akhir musim, makanan yang
hampir kadaluwarsa, dan software versi lama atau buku cetakan adalah contoh
barang-barang close out.
g.
Multiple unit pricing. Disebut juga
dengan diskon kuantitas. Kustomer mendapatkan potongan harga atas pembelian
dalam jumlah besar.
h.
Membership atau trade discounting.
Disini, beberapa pelanggan (yang Anda kenal sebagai pelanggan setia) diberikan
status elit, memberikan mereka hak istimewa untuk mendapatkan diskon pembelian
mereka. Status ini bisa berdasarkan kedudukan, kenggotaan dalam
organisasi, atau kriteria lainnya.
i.
Variable pricing. Strategi ini,
kustomer yang berbeda membayar harga yang berbeda. Seringkali strategi ini
digunakan untuk pekerjaan proyek. Masing-masing proyek memiliki karakter yang
unik, begitu juga harga pekerjaannya. Dalam kasus lain, harga dinego dengan masing-masing
kustomer (contohnya mobil).
j.
Versioning. Menawarkan produk yang
sama dengan tingkat fungsi yang berbeda. Masing-masing level diberi harga yang
berbeda dan didalamnya termasuk serangkaian atribut yang berbeda. Perusahaan
software dan Web hosting seing menggunakan strategi ini. Versi trial atau basic
biasanya ditawarkan dengan harga yang sangat murah bahkan gratis. Versi upgrade
tersedia dengan harga yang lebih tinggi.
k.
Bundling. Disini, beberapa item
dijual bersamaan dengan harga dibawah jika dibeli secara terpisah. Dengan
bundling item populer dengan produk yang kurang dikenal, Anda bisa meningkatkan
penjualan. Sebagai tambahan, dalam hal penyimpanan barang, Anda bisa
menghindari closeout.
F. Sensitivitas harga
Pengertian
Sensitivitas Harga
Bagi konsumen harga
berarti pengeluaran yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan apa yang
mereka inginkan. Pada elemen harga ini setiap konsumen akan melihat harga yang
ditawarkan produsen dari sudut pandang yang berbeda. Setiap harga yang
ditawarkan produsen akan menghasilkan pengaruh yang berbeda dari setiap
konsumen, perbedaan pengaruh terjadi karena adanya sensitivitas harga yang
dirasakan oleh masing-masing konsumen serta besar kecilnya pengaruh
sensitivitas harga ini akan berbeda pula diantara satu dengan yang lainnya.
Pada umumnya sensitivitas harga sebagian besar dirasakan pada kalangan
masyarakat menengah kebawah, konsumen menengah kebawah sangat peka akan harga
dan alternatif produk. Para konsumen ini biasanya membeli produk pada saat
produk tersebut ditawarkan dengan harga yang lebih murah. Namun lain halnya
bagi masyarakat menengah keatas yang mempunyai persepsi sendiri tentang harga,
dimana mereka menilai harga yang mahal mengidentifikasikan kualitas dari produk
tersebut.
Menurut Venkatesh Shanker, Arvind
Rangaswamy, dan Michael Pusateri dalam jurnal “ consumer price sensitivity
and the online medium .“
( februari 1999: jurnal )
“ price sensitivity are
the relative importance of price in influencing purchase decisions and
inclination to undertake a price search to find better prices.”
Terdapat dua bagian
utama dari sensitivitas harga yaitu :
1. Price
Importance – the relative importance of price in influencing purchase
decisions, dimana konsumen akan melakukan penilaian akan manfaat ekonomi
( economic benefit ) dari harga yang bersangkutan.
2. Price
Search – consumer’s inclination to undertake a price search to find better prices, konsumen akan berusaha
untuk mencari alternatif harga terbaik bagi mereka dengan mempertimbangkan
penilaian akan biaya untuk mencari price dan non-price information.
Indikator Price Important dan Price Search memiliki
faktor penentu sensitivitas harga yang sama. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya sensitivitas harga terdiri dari :
1. Informasi kualitas,
harga yang diterima
Faktor informasi merupakan hal yang sangat
penting dalam proses keputusan pembelian konsumen. Pada indikator ini
sensitivitas harga ditentukan oleh seberapa banyak dan dalam informasi yang
didapat konsumen mengenai harga dan kualitas yang ditawarkan berbagai produk
sejenis yang akan dikonsumsi oleh konsumen. Konsumen yang memiliki informasi
harga dan kualitas yang lebih banyak akan menurunkan sensitivitas harga
seorang konsumen , namun sebaliknya apabila konsumen yang tidak memiliki banyak
informasi mengenai harga dan kualitas produk yang akan mereka konsumsi maka hal
tersebut dapat meningkatkan
sensitivitas harga seorang konsumen.
2. Interaksi konsumen
dengan informasi
Pada indikator ini sensitivitas harga
ditentukan oleh seberapa tinggi keterlibatan konsumen mengenai atribut, citra,
merek dan manfaat dari produk yang akan dikonsumsinya. Konsumen yang memiliki
pengetahuan akan manfaat yang diterima dari produk lebih banyak dapat
menurunkan sensitivitas harga seorang konsumen , namun sebaliknya
apabila konsumen yang tidak memiliki banyak pengetahuan akan manfaat dari
produk yang akan mereka konsumsi maka hal tersebut dapat meningkatkan
sensitivitas harga seorang konsumen.
3. Loyalitas merek
Pada indikator ini sensitivitas harga
ditentukan oleh tingkat kesetiaan konsumen dalam menggunakan satu jenis produk
merek tertentu. Konsumen yang terbiasa setia menggunakan merek tertentu akan
memiliki tingkat sensitivitas harga yang rendah, hal ini diakibatkan konsumen
sudah merasa puas akan manfaat yang dihasilkan oleh produk yang bersangkutan
sehingga akan merasa memiliki hubungan yang erat dengan merek tersebut.
Konsumen yang memiliki kesetiaan tinggi tidak berani untuk menggunakan merek
lain karena faktor resiko yang akan mereka dapatkan. Apakah merek baru yang
akan dikonsumsi akan memuaskan kebutuhannya, apakah manfaat yang akan diterima
akan sama atau lebih baik dari merek yang sudah sering dikonsumsi. Apabila
seorang konsumen tidak memiliki kesetiaan merek yang tinggi maka hal tersebut
dapat meningkatkan sensitivitas harga seorang konsumen.
4. Frekuensi pembelian
Pada indikator ini sensitivitas harga
ditentukan oleh tingkat frekuensi pembelian yang dilakukan seorang konsumen
terhadap suatu jenis produk. Semakin banyak seorang konsumen mengkonsumsi suatu
produk maka informasi mengenai harga akan semakin banyak karena konsumen yang
sering melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu produk akan menambah
informasi mengenai penawaran harga yang terjadi di pasaran, sehingga yang
nantinya akan meningkatkan sensitivitas harga seorang konsumen dan begitu pula
sebaliknya.
5. Peran media
perantara
Peran media perantara dalam kaitannya
dengan sensitivitas harga adalah peran yang diberikan media perantara baik
melalui berbagai informasi yang di informasikan maupun menawarkan suatu paket
produk yang menawarkan keuntungan tersendiri sehingga akan mempengaruhi
kepekaan konsumen terhadap harga. Salah satu indikator media perantara adalah
perbandingan harga melalui media perantara dimana pada indikator ini
sensitivitas harga ditentukan oleh usaha konsumen membandingkan harga produk
yang satu dengan lainnya menggunakan media yang menyediakan informasi harga.
Semakin banyak informasi yang didapat konsumen mengenai harga suatu produk,
maka hal tersebut akan menambah pengetahuan konsumen yang bersangkutan yang
berujung pada tingginya sensitivitas harga yang akan dirasakan.
G. Kebijakan harga jangka waktu perdagangan dan kondisi pada
pasar industri
kebijakan Harga,
disebut juga pricing policy, adalah keputusan tentang cara penetapan
harga barang atau jasa yang dijual yang diambil manajemen.
Harga merupakan salah satu bagian yang bias digunakan sebagai alat untuk
mempengaruhi konsumen, disamping cara distribusi dan promosi, dan produk.
penetapan harga dipengaruhi oleh laba yang dicapai, permintaan akan barang atau
jasa yang dipasarkan, biaya produksi, dan tujuan-tujuan khusus yang hendak
perusahaan capai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar