Selasa, 22 Oktober 2019

HUBUNGAN PEMBELIAN DENGAN PENJUAL


A. Interaksi Pembeli dan Penjual
Interaksi adalah hubungan timbal balik antara 2 atau lebih individu dan salah satu hal yang menjadi syarat pasar. Interaksi dilakukan antara pembeli dan penjual karena adanya kegiatan permintaan dan penawaran. Apabila tidak ada interaksi, maka tidak akan terjadi suatu komunikasi antara penjual dan pembeli, dan jika tidak adakomunikasi, maka tidak akan terjadi suatu transaksi jual beli. Komunikasi yang dilakukan juga tidak memaksakan kehendak, namun lebih kepada meyakinkan orang lain, dalam hal ini yaitu pembeli, supaya pembeli bersedia melakukan suatu perilaku pembelian. Dan tujuan akhir dari interaksi yaitu berusaha untuk melakukan perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksud adalah jadi atau tidaknya konsumen membeli sebuah barang, dan perubahan ini tidak dapat terjadi secara langsung, melainkan memerlukan adanya suatu proses seperti memikirkan barang yang mau dibeli terlebih dahulu.
hal terpenting antara penjual dengan pembeli harus adanya hubungan interaksi yang baik antara pembeli dengan penjual. ketika pembeli dan penjual bertemu hal awal yang perlu dilakukan adalah mereka harus saling memberikan pandangan, pemikiran dan persepsi masing-masing sehingga dapat diketahui hal apa saja yang diharapkan masing-masing agar dapat saling menguntungkan dan dapat terjalin hubungan interaksi yang baik. penjual akan menceritakan keunggulan produk yang akan dijual dengan melakukan presentasi, sebagai penjual harus dapat meyakinkan pihak pembeli sehingga pihak pembeli akan merespon dengan baik. selain keunggulan produk pihak pembeli akan memperhatikan hal-hal penting lainnya seperti bagaimana reputasi perusahaan penjual tersebut sehingga butuh waktu untuk memutuskan apakah pihak pembeli akan memutuskan menjalin hubungan dengan pihak penjual tersebut.
B. Tipe – Tipe Hubungan
Ada hal yang harus diperhatikan dalam menjalin hubungan kerja antara pembeli dan penjual sebagai pihak yang akan melakukan bisnis bersama, agar hubungan yang terjalin dapat tetap baik.          
Biasanya pihak pembeli dan penjual akan mengikat  hubungan mereka dengan hal-hal yang mereka sepakati bersama.
Tipe-tipe Hubungan Antara Pembeli Dengan Penjual :
1.      Hubungan yang terjalin karena transaksi
Dengan adanya perubahan waktu dan diikuti dengan persaingan harga produk dari pesaing lain, biasanya pihak penjual memiliki cara sendiri agar pelanggannya tidak pergi pada perusahaan lain, cara yang dilakukan pihak penjual biasanya akan memberikan / mengajak kesepakatan dalam bertransaksi misalnya dengan memberikan potongan harga kepada pelanggannya
2.      Hubungan karena strategi pemasaran
Setelah meneliti target pasar mana yang akan dikuasai pihak penjual akan melakukan berbagai macam strategi sehingga banyak pihak yang tertarik akan produknya.
C. Customer Relationship Management (CRM)
Customer relationship management (CRM) adalah kombinasi dari praktik, strategi dan teknologi yang digunakan perusahaan untuk mengelola dan menganalisis interaksi dan data pelanggan di seluruh siklus hidup pelanggan, dengan tujuan meningkatkan hubungan layanan pelanggan dan membantu dalam retensi pelanggan dan mendorong pertumbuhan penjualan. Sistem CRM mengumpulkan data pelanggan di berbagai saluran, atau titik kontak antara pelanggan dan perusahaan, yang dapat mencakup situs web perusahaan, telepon, obrolan langsung, surat langsung, materi pemasaran, dan media sosial. Sistem CRM juga dapat memberikan informasi terperinci kepada staf yang menghadap pelanggan tentang informasi pribadi pelanggan, riwayat pembelian, preferensi dan kekhawatiran pembelian. Komponen CRM
Pada tingkat paling dasar, perangkat lunak CRM mengkonsolidasikan informasi dan dokumen pelanggan ke dalam satu basis data CRM sehingga pengguna bisnis dapat lebih mudah mengakses dan mengelolanya.
Seiring waktu, banyak fungsi tambahan telah ditambahkan ke sistem CRM untuk membuatnya lebih bermanfaat. Beberapa fungsi ini termasuk merekam berbagai interaksi pelanggan melalui email, telepon, media sosial atau saluran lainnya; tergantung pada kemampuan sistem, mengotomatisasi berbagai proses otomatisasi alur kerja, seperti tugas, kalender, dan peringatan; dan memberi manajer kemampuan untuk melacak kinerja dan produktivitas berdasarkan informasi yang dicatat dalam sistem.
 Alat CRM dengan kemampuan otomasi pemasaran dapat mengotomatiskan tugas yang berulang untuk meningkatkan upaya pemasaran di berbagai titik dalam siklus hidup. Sebagai contoh, ketika prospek penjualan masuk ke dalam sistem, itu mungkin secara otomatis mengirimkan bahan-bahan pemasaran prospek, biasanya melalui email atau media sosial, dengan tujuan mengubah prospek penjualan menjadi pelanggan penuh.
Otomasi tenaga penjualan: Alat otomatisasi tenaga penjualan melacak interaksi pelanggan dan mengotomatiskan fungsi bisnis tertentu dari siklus penjualan yang diperlukan untuk mengikuti arahan dan menarik serta mendapatkan pelanggan baru.
Otomatisasi pusat kontak: Dirancang untuk mengurangi aspek membosankan dari pekerjaan agen pusat kontak, otomasi pusat kontak mungkin menyertakan audio yang direkam sebelumnya yang membantu penyelesaian masalah pelanggan dan penyebaran informasi. Berbagai alat perangkat lunak yang berintegrasi dengan alat desktop agen dapat menangani permintaan pelanggan untuk mengurangi waktu panggilan dan menyederhanakan proses layanan pelanggan.
D. Berbagai Metode Untuk Mempengaruhi Konsumen Industri
1.      Presentasi Penjual
Sebelum melakukan presentasi penjual akan mencari tahu terlebih dahulu informasi tentang apa saja yang diinginkan oleh pembeli, setelah mengetahui apa yang diinginkan maka dengan mudah pihak penjual akan mempromosikan produk dengan berbagai service yang ditawarkan sehingga pihak pembeli ingin mencoba produknya.
2.      Negosiasi Dengan Pembeli
Salah satu cara yang akan dilakukan pihak penjual akan memberikan/menjanjikan service yang terbaik didalam negosiasinya
3.      Informasi
Dalam negosiasi hal yang terpenting yaitu mencari tahu informasi apa yang diinginkan pembeli dan penjual akan meyakinkan pembeli bahwa perusahaannya memiliki kualitas terbaik dengan menunjukkan berita tentang perusahaan tersebut yang pernah diterbitkan di koran, majalah atau lainnya
E. Kesepekatan Khusus Antara Pembeli dan Penjual
Hadirnya pasar di lingkungan masyarakat sangat penting. Karena pasar bagai roda perekonomian suatu negara. Sehingga muncullah fungsi utama pasar seperti pembentukan harga, distribusi, promosi, penyerapan tenaga kerja, dan menyediakan barang serta jasa. Dalam sebuah kegiatan pemasaran, seringkali ditemukan atau dilakukan kesepakatan khusus. Kesepakatan khusus ini adalah kesepakatan yang tidak umum dilakukan atau hanya disepakati oleh penjual dan pembeli tertentu yang mempunyai kepentingan atau tujuan tertentu seperti negosiasi jual beli barang baik dari jumlah barang, kapan dan dimana barang itu akan dibeli serta tujuan pembelian barang tersebut.
F. Pelayanan Konsumen
Situasi layanan pelanggan yang paling umum adalah pelanggan atau klien yang mencari pertolongan sehingga sangat penting untuk mendapatkan interaksi atau pertolongan dengan benar. Pelanggan yang mencari pertolongan tidak hanya akan merasa bahwa dia telah diperlakukan dengan baik namun akan lebih baik lagi untuk membeli produk atau layanan dari bisnis kamu. Gunakan tips berikut untuk layanan pelanggan yang lebih baik untuk mendidik staf kamu dan mengevaluasi kinerja layanan pelanggan.
Ada beberapa hal atau cara yang perlu dilakukan untuk memberikan pelayanan yang baik :
1. Membuat pelanggan merasa dihargai yaitu dengan mengakui dia sesegera mungkin. Jadi ketika seseorang memasuki kantor/toko , kamu harus segera menyapa dan memperhatikan kebutuhanya, berhenti melakukan apapun sesegera mungkin. Namun apabila memang masih sibuk mengangkat telepon atau yang lainya, kamu bisa meminta pelanggan menunggu terlebih dahulu dengan sopan
2. Menyapa pelanggan dengan cara yang bersahabat tapi tepat seperti melakukan kontak mata dan memberikan salam yang disertai senyuman
3. Muncul saat ingin membantu
Jangan mendorong staf untuk terus-menerus menanyakan pada pelanggan sehingga mengganggu kegiatan pelanggan seakan-akan pelanggakan dikejar-kejar atau dibuntuti. Muncullah saat pelanggan membutuhkan bantuan.
4. Bantu pelanggan dengan langsung menangani permintaan pelanggan/memecahkan masalah pelanggan.
·         Aktif mendengarkan pelanggan. Tunjukkan bahwa kamu secara aktif mendengarkan pelanggan dengan melakukan kontak mata, mengangguk, atau bahkan menuliskan catatan. Ajukan pertanyaan yang menjelaskan kapan pelanggan selesai berbicara jika perlu untuk mendapatkan rincian lebih lanjut yang akan memungkinkan kamu mengatasi masalah pelanggan. Jangan memutus pembicaraan pelanggan.
·         Mampu menawarkan saran yang tepat. Pelanggan sering memiliki pertanyaan yang tidak secara langsung mengenai produk atau layanan kamu namun terkait dengan mereka.
5. Jadilah ceria, sopan dan hormat sepanjang interaksi customer service
Saat kamu melakukan interaksi dengan pelanggan tujukkan keceriaan wajahmu dengan selalu senyum dan mendengarkan pesan dari pelanggan, berperilaku sopan juga sangat penting ucapkan perkataan yang sesuai dengan keadaan pelanggan , seperti santai dengan pelangga usia muda , dan baku pada orang tua
6.      Tutup interaksi layanan pelanggan dengan tepat
Kamu harus menyelesaikan membantu pelanggan dengan secara aktif menyarankan langkah berikutnya. Jika dia siap melakukan pembelian pada saat ini, mengantar atau mengarahkan pelanggan untuk bantuan order dan informasikan tagihanya dan cara pembayarannya. Namun jika pembeli belum siap, anda bisa melakukan penawaran produk lain.

SIFAT PEMBELI INDUSTRI DAN PERILAKU PEMBELIAN


1. Tujuan Pembelian
    a.  Pembelian item yang tepat pad jumlah, harga, dan saat pengiriman pada tempat tujuan yang  tepat
    b. Ketepatan dari sisi:
a)        Pengiriman
b)        Kualitas
c)        Harga yang rendah
d)       Pelayanan
e)        Hubungan dengan suplier
2. Aktivitas Pembelian
Fase dalam proses pembelian:
          A.    Menyadari kebutuhan dan masalahnya
          B.     Penetapan karakteristik dan jumlah produk yang di beli
          C.     Mengembangkan spesifikasi atau diskripsi produk yang diperlukan     
          D.    Pencarian pemasok yang berkualitas
          E.     Menetapkan dan analisis pemasok
          F.      Evaluasi usulan dan selsksi proposal
          G.    Seleksi jalur pemesanan
          H.    Penilaian kinerja dan evaluasi pasca pembelian 
3. Tipe-tipe Pembelian
1.      Pembelian baru
 Perusahaan baru pertama kali membeli
 2.   Perubahan pemasok
Perusahaan tidak puas dengan kinerja pemasok yang sekarang sehingga mengganti pemasok untuk pembelian produk yang sama
3.   Pembelian ulang 
 Organisasi/perusahaan memerlukan pembelian produk secara berkelanjutan 
4. Teknik Pembelian
Memahami pembelian menjadi lebih mudah jika dibagi ke dalam fase pembelian yang berbeda dan fase fase ini di analisis di bawah situasi pembelian yang berbeda (disebut buyelasses). Robinson telah merumuskan kerangka pembelian,yang menggabungkan tiga jenis situasi pembelian dengan delapan fase proses keputusan pembelian.

1. semua 8 fase dari proses pembelian industri berlaku untuk situasi pembelian tugas baru namun, dalam kasus situasi pembelian kembali dan pembelian langsung, hanya beberapa fase  pembelian yang berlaku
2. situasi pembelian yang paling sulit untuk tugas baru dalam fase buyphases pengakuan masalah dan penentuan karakteristik dan spesifikasi produk.
3. situasi membeli kembali tidak akan sulit untuk diatasi
4. situasi membeli kembali secara lurus ditangani secara rutin

5. Buying Centre
Buying centre merupakan kumpulan individu atau kelompok yang berpartisipasi dalam keputusan pembelian
6. Evaluasi kapabilitas pemasok
Supply material harus dijaga, agar tidak terjadi penurunan kualitas kerja sama dari perusahaan supplier maka perlu dilakukan pengontrolan terhadap semua perusahaan supplier. Penilaian paling tidak menyangkut tiga aspek yaitu kemampuan perusahaan supplier untuk menyerahkan jumlah material sesuai dengan yang dipesan, ketepatan perusahaan supplier untuk melakukan penyerahan material sesuai dengan yang dipesan, keceparan perusahaan supplier menyerahkan material sesuai dengan jadwal penyerahan material dan kondisi kualitas material.
Evaluasi terhadap kondisi perusahaan supplier perlu dilakukan secara periodik. Penghargaan kepada perusahaan supplier dengan peringkat terbaik dalam kurun waktu tertentu.
7. Perilaku pembelian: the webster and wind model and the sheth model

Perilaku pembelian The webster and wind model
Ini adalah model yang cukup komprehensif.  Ini mempertimbangkan empat set variabel yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian di suatu perusahaan.  Ini adalah: lingkungan, organisasi, pusat pembelian, dan individu. 
Variabel-variabel lingkungan mencakup (a) fisik, (b) teknologi, (e) ekonomi, (d) politik, (e) hukum, serikat pekerja, (g) budaya, permintaan pelanggan, kompetisi, dan informasi pemasok  .  Faktor lingkungan memengaruhi keputusan pembelian masing-masing organisasi.
Variabel organisasi meliputi (a) tujuan, (b) tujuan, (e) struktur organisasi, (d) kebijakan dan prosedur pembelian.  (e) tingkat sentralisasi dalam pembelian, dan (sistem evaluasi dan penghargaan. Variabel-variabel ini secara khusus mempengaruhi komposisi dan fungsi pusat pembelian, dan juga, tingkat sentralisasi atau desentralisasi dalam fungsi pembelian dalam organisasi pembelian.
Fungsi pusat pembelian  dipengaruhi oleh variabel organisasi, variabel lingkungan, dan variabel individu. Output dari proses pengambilan keputusan kelompok pusat pembelian termasuk solusi untuk masalah pembelian organisasi dan juga kepuasan tujuan pribadi anggota individu.  pusat pembelian.
 Kekuatan dari model, yang dikembangkan pada tahun 1972, adalah bahwa ia komprehensif, secara umum dapat diterapkan, analitis, dan bahwa ia mengidentifikasi banyak variabel kunci yang dapat dipertimbangkan ketika mengembangkan strategi pemasaran oleh pemasar industri. Namun, model tersebut lemah  dalam menjelaskan pengaruh spesifik dari variabel kunci.

Perilaku pembelian the sheth model
Model ini mencakup tiga komponen dan faktor situasional, yang menentukan pilihan pemasok atau merek dalam proses pengambilan keputusan pembelian di suatu organisasi.  Perbedaan antara harapan pembeli individu (Komponen 1) disebabkan oleh faktor-faktor, seperti (a) latar belakang individu, (b) sumber informasi mereka, (c) pencarian aktif, (d) distorsi persepsi, dan (e)  kepuasan dengan pembelian sebelumnya
Komponen 2 variabel yang menentukan apakah keputusan pembelian itu otonom dan atau Bersama.
A. factor spesifik produk, tekanan waktu, risiko yang dirasakan, jenis pembelian
B. factor spesifik perusahaan, ukuran perusahaan, orientasi perusahaan, tingkat sentralisasi
Komponen 3, metode yang digunakan untuk resolusi konflik dalam proses pengambilan keputusan Bersama. Terdiri dari pemecahan masalah, persuasi, tawar-menawar, politisasi

8. Aktivitas Pembelian Saat Ini
A.                Just in time delivery
berarti produk sampai kepada pembeli secara tepat waktu
B.                 Oursourching
berarti membeli bagian dari operasi perusahaan alih alih memproduksi secara resmi.
C.                 Singe sourching
Beberapa industry hanya memesan dengan hanya satu pemasok, meskipun merupakan pemasok alternative,manfaatnya dapat bekerja sama secara erat, melibatkanpemasok dari tahap desain,dan memanfaatkan keahlian pemasok
D.                Value analysis
tujuan analisis adalah untuk mengurangi biaya sambil mempertahankan produk
E.                 Buying committee
sebuah pusat pembelian resmi, ini digunakan di banyak organisasi industry termasuk institusi dan perusahaan pemerintah, umumnya dalam komite satu dua orang mendominasi dalam pengambilan keputusan.

Sabtu, 12 Oktober 2019

Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri



1. Tipe – Tipe Perilaku Pembelian

Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.

2. Klasifikasi Produk

Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu

didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a) Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a) Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b) Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c) Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
d) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.

4. Konsep Pemasaran Pada Konsumen

Konsep Produksi
Perusahaan yang mengadopsi konsep ini, berfikir bahwa barang maupun jasa yang dihasilkan haruslah murah, sehingga bisa dibuat kapan saja dan di mana saja agar tidak terjadi masalah dalam penjualan. Secara tidak langsung, perusahaan ini mencoba  manajemen pemasaran melalui upaya penurunan biaya produksi dan penguatan sistem distribusi. Dalam rangka menurunkan biaya produksi ke level minimum, perusahaan akan mengandalkan sistem produksi barang dalam skala besar. Konsep ini akan berjalan dengan baik jika permintaan melebihi stok. Namun, pelanggan tidak selalu  membeli barang atau jasa yang murah dan mudah didapat. Ada saatnya mereka membutuhkan barang berkualitas dengan harga yang pantas.

Konsep Produk
Perusahaan yang menggunakan konsep ini memercayai bahwa kualitas barang maupun jasa yang dihasilkan perusahaan haruslah bagus, sehingga mudah menarik konsumen. Konsep manajemen pemasaran ini, mungkin bisa diterima oleh sebagian konsumen, namun kita tidak boleh lupa, kualitas yang bagus pasti memengaruhi harga, sedangkan bagi sebagian konsumen, harga yang murah masih menjadi tujuan utama untuk membeli barang.

Konsep Penjualan
Perusahaan yang menggunakan konsep ini berpikir bahwa pelanggan tidak boleh dibiarkan sendirian. Perusahaan harus mengarahkan konsumen dengan sebuah teknik penjualan yang harus dipikirkan, karena barang tidak dibeli tetapi barang harus dijual. Dalam konsep manajemen pemasaran ini, perusahaan harus memikirkan usaha penjualan untuk memengaruhi konsumen membeli produknya. Mereka percaya bahwa dengan sistem penjualan yang baik, mereka bisa menjual produk apa saja yang mereka tawarkan. Hal ini terkadang ada benarnya meskipun tidak bisa diandalkan secara terus menerus. Anda mungkin bisa meraih hati pelanggan satu kali disaat pertama promosi, tapi dengan banyaknya kompetitor , bisa jadi pelanggan akan berpindah produk di kemudian hari.

Konsep Pemasaran
Perbedaan antara penjualan dan pemasaran adalah, penjualan lebih menekankan pada produk yang dijual, sedangkan pemasaran lebih tertuju kepada keinginan dan kebutuhan konsumen. Perusahaan yang menggunakan konsep pemasaran menganggap bahwa kepuasan konsumen adalah segalanya, sehingga barang atau jasa yang dihasilkan harus sesuai kebutuhan mereka. Dengan kata lain, perusahaan seperti ini tidak membuat apa yang mereka bisa, tapi membuat apa yang konsumen inginkan. Konsep manajemen pemasaran ini mungkin terkesan modern dan bisa bertahan dalam waktu cukup lama, namun konsep ini hanya bisa dinikmati kalangan tertentu yang memiliki tingkat kesejahteraan lebih.

Konsep Pemasaran Umum
Konsep ini menekankan tidak hanya pada kepuasan konsumen tapi juga memerhatikan manfaat bagi orang lain. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan menghasilkan mobil yang rendah bahan bakar tapi menyebabkan polusi. Hal ini hanya membuat konsumennya puas, tapi masyarakat tidak menerima manfaatnya. Perusahaan dengan konsep manajemen pemasaran umum, tidak akan mau menjualnya. Perusahaan dengan konsep ini percaya, bahwa sebuah kesuksesan bisnis akan dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan dan memiliki dampak baik yang bisa diterima masyarakat umum, sehingga konsep ini memungkinkan untuk digunakan dan disukai banyak konsumen.

5. konsumen Industri
Seorang konsumen industri adalah entitas yang membeli produk dengan maksud menggunakan produk-produk dalam proses operasi bisnis


6. Praktek Pembelian Oleh Konsumen Industri
1. Pengenalan Masalah
Secara sederhana, sebelum pembelian terjadi, pelanggan harus mempunyai alasan untuk berpikir bahwa apa yang mereka mau, atau apa yang mereka cita-citakan berbeda dari apa yang sudah mereka miliki. Keadaan bahwa keinginan berbeda dengan kenyataan menimbulkan masalah pada pelanggan.
Namun, bagi seorang marketer, ini merupakan sebuah kesempatan. Dengan menyisihkan waktu untuk “menimbulkan masalah” untuk pelanggan, tak peduli apakah mereka menyadarinya atau tidak, Anda telah memulai proses pembelian. Untuk melakukan hal ini, mulailah dengan pemasaran melalui konten. Bagikan fakta dan testimoni tentang produk atau servis yang Anda sediakan. Ajukan beberapa pertanyaan untuk menarik pembeli potensial ke dalam proses pembelian. Dengan melakukan hal ini, Anda membantu pembeli potensial untuk menyadari bahwa dia memiliki masalah yang harus dipecahkan.

2. Pencarian Informasi

Begitu pelanggan mengenal masalah yang dia miliki, dia akan memulai untuk mencari informasi karena mereka ingin mendapatkan solusi dari masalah yang dia miliki. Jika masalahnya terletak pada foundation makeup, dia akan mencari foundation. Jika masalahnya terletak pada kulkas dengan fitur-fitur tercanggih dan termodern, dia akan mencari kulkas. Prosesnya cukup lugas dan langsung.
Sebagai seorang marketer, cara paling ampuh untuk memasarkan produk di tahap ini adalah dengan cara mengokohkan brand Anda atau brand klien Anda sebagai yang terbaik di industri atau bidang tertentu. Metode-metode yang bisa Anda pertimbangkan termasuk menjadi Google Trusted Store, atau dengan mengiklankan partner dan sponsor di semua materi web dan publikasi tambahan.

3. Evaluasi Beberapa Alternatif

Hanya karena Anda berada di atas pesaing-pesaing Anda, bukan berarti pelanggan sudah pasti akan membeli dari Anda. Kenyataannya, pada tahap ini, pelanggan ingin memastikan bahwa mereka telah benar-benar melakukan pencarian secara serius sebelum membeli. Oleh sebab itu, meskipun mereka telah yakin akan apa yang ingin mereka beli, mereka akan tetap ingin membandingkan opsi-opsi lain supaya benar-benar yakin membeli barang yang tepat.
Memasarkan produk Anda di tahap ini sangatlah mudah. Usahakan untuk mempertahankan pelanggan di situs Anda pada tahap ini. Misalnya saja, Geico, perusahan insuransi yang memimpin di bidangnya, memungkinkan pelanggan membandingkan tarif mereka dengan perusahan insuransi lain, bahkan tanpa meninggalkan website mereka, meskipun pesaing mereka menawarkan harga lebih murah. Bukan hanya proses ini memudahkan pelanggan dalam proses pembandingan alternatif, tapi hal ini juga meningkatkan tingkat kepercayaan pelanggan, yang merupakan hal yang sangat berguna dalam tahap ini.

4. Keputusan Untuk Membeli

Pada titik ini, pelanggan telah mengeksplor banyak opsi, mengerti tentang harga dan cara pembayaran, dan memutuskan untuk membeli atau tidak. Akan tetapi, masih mungkin bagi pelanggan untuk membatalkan pembelian.

5. Pembelian

Kebutuhan telah diciptakan, pencarian dilakukan, dan pelanggan memutuskan untuk membeli. Semua tahap dalam proses pembelian atau konversi telah dipenuhi.

6. Evaluasi Paska Pembelian

Setelah pembelian, seorang pelanggan akan masuk dalam masa evaluasi: apakah dia menganggap keseluruhan proses memuaskan atau tidak.

7. Analisis Lingkungan Pemasaran Industri
Yang dimaksud dengan lingkungan perusahaan, sebenernya adalah semua faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan serta hasil pelaksanaannya. Masalah yang dihadapi oleh manajer adalah setelah diberikan informasi tentang pengaruh eksternal. Bagaiman caranya memonitor dan bahkan menganalisis faktor-faktor eksternal yang banyak dan bervariasi tersebut? Sebagai titik awal, kita harus menggungakn semacam system atau kerangka menyususn informasi tersebut. Misalkan, lingkungan eksternal bisa digolongkan menurut sumbernya menjadi lingkungan ekonomi, teknologi , demografi, sosial, serta pemerintah.
Syarat analisis lingkungan yang efektif adalah kemampuan untuk memisahkan faktor yang benar-benar penting dari faktor-faktor penting lainnya.dari sudut pandang perusahaan, init dari lingkungan eksternalnya adalah jaringan dari hubungan bisnis yang dilakukannya.